TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Moh Alfian Masyuri (21) masih terasa seperti bermimpi bisa diterima jadi Bintara Polisi melalui jalur Rekpro (Rekrutmen Proaktif). Pemuda asal Kabupaten Bondowoso ini diterima dengan jalur prestasi sebagai penghafal Al-Quran 30 juz.

Alfian, nama panggilannya, merupakan salah seorang santri di Pondok Pesantren Nurut Taqwa Desa Grujugan Kecamatan Cermee. Latar belakang ekonomi keluarga Alfian menengah ke bawah. Dengan ayah seorang buruh tani dan ibu sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Meski lahir dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Bagi Alfian, pendidikan terutama pendidikan agama sangatlah penting. Atas dukungan orang tuanya dia kemudian gigih belajar, dan dimasukkan ke Pondok Pesantren yang juga ada program Tahfidz Al-Qur’an.

Kepada TIMES Indonesia, pria kelahiran 9 Agustus 2000 ini sebenarnya memiliki ketertarikan untuk menghafal Al-Quran sejak masih Sekolah Dasar (SD). “Waktu itu masih kecil, kadang fokus terkadang tidak. Waktu itu masih usia 11 tahun,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (3/1/2022).

Kemudian Pada Tahun 2013 dia melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Nurut Taqwa. Di sana Alfian mulai fokus menghafal Al-Quran. “Saya hafal Al-Quran 30 juz butuh waktu tiga tahun empat bulan atau sekitar 40 bulan,” jelas warga Desa Bandilan Kecamatan Prajekan tersebut.

Meskipun lulus sekolah menengah ke atas di Nurut Taqwa, dia tidak langsung pulang. Dia memilih mengabdikan diri di sana. “Sekarang saya mengajar di pondok,” jelasnya. Dia mengaku terlahir di tengah keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Ayahnya seorang buruh tani. “Ibu saya kadang jadi tukang pijat,” imbuhnya.

Tak Menyangka Diterima Jadi Polisi

Alfian kecil tidak pernah bermimpi jadi polisi. Namun sejak berada di pesantren dia sering melihat polisi datang menghadap pengasuh pondok. “Ternyata polisi yang ke sini adalah temannya beliau, kiai saya. Dari sana saya mulai ada keinginan untuk jadi anggota polisi,” akunya.

Ternyata Tuhan membukakan jalan untuknya. Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, membuka pendaftaran jalur prestasi melalui Rekpro Bintara Polisi.

Sebenarnya dia sudah tiga kali minta izin ke orang tuanya untuk mendaftar jadi anggota polisi. Cuma saat itu belum diperkenankan. “Terus yang terakhir ini diyakinkan oleh kiai, akhirnya orang tua mengizinkan. Sama kiai diperbolehkan akhirnya saya daftar di kepolisian,” jelasnya.

Akhirnya setelah mendapatkan restu orang tua dan gurunya, dia mulai melengkapi berkas dan mengukur tinggi dan berat badan. “Tinggi saya pas sekali 162 centimeter,” jelasnya.

Setelah tinggi badan dan berat badan cukup. Maka persyaratan selanjutnya untuk penghafal Al-Quran dimudahkan. “Yang penting ada sertifikat bukti telah hafal Al-Quran,” imbuhnya.

Saat ini dia masih menunggu masa pelatihan pendidikan pada Juli 2022 mendatang. “Insyaallah pendidikannya di Mojokerto,” imbuhnya.

Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Nurut Taqwa Cermee Bondowoso, KH Nawawi Maksum mengucapkan terimakasih kepada Kepolisian RI yang memberikan kesempatan bagi santri untuk jadi anggota Polri.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jawa Timur. Irjen Pol Nico Afinta, yang mana anak didik kami diterima menjadi anggota Polri dalam rekrutmen tersebut,” ucapnya.

Sementara Karo SDM Polda Jatim, Kombes Pol Harry Kurniawan menyambut baik atas kelulusan Moh Alfian Masyuri sebagai anggota Polri.

“Dengan diterimanya santri tersebut, menjadi warna tersendiri di tubuh Polri. Semoga terus mengabdikan diri melalui instansi kepolisian, baik kepada bangsa dan negara,” harapnya.

Seperti diketahui, Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo merekrut anggota polisi dari penghafal Al-Quran melalui Rekpro. Salah satu yang berhasil lolos santri asal Kabupaten Bondowoso, Moh Alfian Masyuri. Meski diterima sebagai anggota Polri, Alfian berkomitmen akan mendakwahkan Al-Quran dan ajaran Islam. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here